Pilkada Rohul 2024, Gerbong Ke Empat Berupaya Mencari Celah

Pilkada Rohul 2024, Gerbong Ke Empat Berupaya Mencari Celah
Pilkada Rohul 2024, Gerbong Ke Empat Berupaya Mencari Celah

Yusrizal Thamrin – Pendaftaran Pasangan Calon Kepala Daerah yang akan mengikuti Pilkada serentak 27 Nopember 2024, sekitar 43 Hari lagi sesuai jadwal 27-29 Agustus 2024. Sementara itu dinamika politik proses penetapan Paslon oleh Partai Politik (Parpol) di Rokan Hulu yang memiliki kursi di DPRD, akan memasuki babak akhir. Hampir bisa dipastikan dari saluran informasi narasumber Parpol bahwa diprediksi akan ada tiga gerbong Koalisi dan mengerucut Ke 3 (tiga) Paslon yang akan bertarung dalam pilkada nanti.

Namun, tidak menutup kemungkinan juga tercipta empat Gerbong Koalisi, karena Parpol tersisa sedang berupaya keras mencari celah. Informasi sementara menyebutkan, jika Pilkada terjadi tiga Koalisi, akan terdiri dari ; Gerbong pertama merupakan Koalisi Demokrat PKS, PSI dan PPP, sementara Gerbong Kedua terdiri dari koalisi PDIP, Gerindra dan Hanura. Sedangkan Gerbong Ketiga adalah Koalisi Partai Golkar dan NasDem.

Kalau rancang konstruksi Koalisi Parpol benar seperti itu, maka akan ada dua partai tersisa yakni PAN (4 kursi) dan PKB (3 kursi) Belum didapat informasi ke koalisi mana gerakan dua partai itu melangkah. Jika pada pilkada 2020, PAN – PKB bisa berkoalisi mengusung Calon sendiri, namun Pilkada 2024 ini keduanya tak bisa mengusung calon, karena tidak memenuhi ambang batas parlemen 20 persen (9 kursi)

Sebenarnya kalau skenario awal berjalan sesuai rencana, Pilkada Rohul berpotensi mengusung empat paslon pada empat gerbong koalisi. Paslon ke empat di proyeksi awalnya adalah Gerindra (6 kursi)- PKB (3 kursi). Opsi lainnya koalisi Golkar (6 kursi) – PKB (3 kursi) atau Gerindra – PAN atau Golkar – PAN, Sehingga posisi PKB dan PAN adalah Joker.

Kendati demikian, jika Gerindra ingin membentuk koalisi sendiri sebagai King Maker di gerbong ke empat bersama PKB atau PAN, hai itu masih terbuka. Karena seandainya Gerindra menyisih dari Gerbong Kedua (umpamanya ya), Parpol yang ditinggalkan yakni PDIP – Hanura masih cukup mengusung calon sendiri

Namun, suatu hal yang lumrah dan biasa terjadi dalam politik, sebelum partai pengusung secara resmi mendaftarkan nama Paslon ke KPU, semua kemungkinan masih bisa terjadi. Hal itu dimungkinkan karena setiap saat semua pihak yang terlibat di internal dan eksternal parpol tentu saja masih terus melakukan komunikasi detik per detik

Apapun ceritanya, semua dinamika yang terjadi, tentu saja akan mewarnai dan merubah peta politik Terlepas dari semua Itu pula, sebagian publik daerah Ini bersyukur dengan adanya poros ketiga atau poros keempat (Jika mungkin). Karena hal Itu sekaligus akan mengakhiri wacana polarisasi pertarungan saling berhadapan atau head to head, yang berpotensi menaikkan tensi politik.

Pilkada mestilah dimaknai sebagai wahana mencari pemimpin yang benar benar bisa membawa aspirasi dan amanah. Namun, yang terpenting mampu merangkul semua pihak, sambil mengajarkan pemilih berpolitik santun, agar tidak ikut terjebak dalam politik balas dendam.

Silahkan tentukan pilihan terbaik, jangan ada yang merasa tertekan dan apalagi ditekan. Tetap berpelukan dalam perbedaan.(Rpt)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *